Rabu, 16 September 2020

Di balik kata-kata yang mereka sebut sebagai puisi


Nona, aku selalu ingin menyenangkanmu
Mungkin salah satu caranya yang bisa ku lakukan
Hanya dengan menjadikan mu jantung dari setiap tulisanku
Mau bagaimana lagi, aku hanyalah sepi yang bersembunyi
Di balik kata-kata yang mereka sebut sebagai puisi

Suatu saat nanti ketika kau baca tulisan ini, Nona (entah kau akan membaca atau tidak)
Aku hanya berharap kau mulai mengerti seperti apa sepi
Yang semakin bertambah dalam kepalaku, yang perlahan tumbuh menjadi rindu
Lalu kau menjadi tahu bagaimana kau berubah menjadi warna-warni di dalam kepalaku
Melukis pedih dengan bentuk seperti pelangi

Nona, aku selalu setia mempersilahkan malam membuat mataku terpejam
Sebab hanya di dalam mimpi ku jumpai rinduku mampu menggengam; aku merasa tentram
Sebab aku masih ingat tentang apa yang disampaikan pagi
Bahwa selepas malam memanjakanku dengan lembut, sepi akan membelengguku dengan gulita
Dan bagi sepi, tiada kata terlalu dini untuk menemani

Saat jemariku sibuk mencari huruf (bahkan sampai browsing sana-sini..) untuk mengisi tulisan ini
Isi kepalaku malah asyik sendiri mengingat tingkah lucumu
Lalu tawa dan suaramu dijadikan 'soundtrack' yang tak bisa dipisahkan dari telinga ini
Lucu memang, tapi begitulah kenyataannya


Nona, pernahkah kau bayangkan sesuatu yang mungkin memang kau tak ingin membayangkannya?
Pernahkah kau bayangkan bagaimana rasanya pura-pura bahagia pada sesuatu yang mereka anggap cinta,
Sementara Ia memikirkan sebagai yang istimewa pun tidak?
Bagaimana rasanya memperjuangkan cinta,
Sementara kau tak menjadi kebahagiaan yang Ia inginkan?
Bagaimana rasanya memendam rindu sendirian,
Sementara Ia tak pernah tahu bahwa selama ini kau memperhatikan?
Bagaimana rasanya menemani rasa sepi seseorang,
Sementara kau tak pernah menjadi pilihan saat hatinya sendirian?

Hai Nona-Nona, Banyak orang bilang, 'untuk membuat seseorang jatuh cinta, cukuplah dengan kau buat Ia tertawa'
Tapi kepadamu, aku jatuh cinta justru saat melihatmu tertawa
Entahlah aku pun bingung pada diriku sendiri

Tahu kah kau, Nona..
Di kepala ini semesta kata berputar tak beraturan
Dan kau masih menjadi tema yang selalu ingin aku tuliskan
Mungkin untuk saat ini kenikmatan melihat tingkah lakumu cukup bagiku
Aku rela menunggumu beberapa saat
Jika apa yang ku dapat setimpal dengan waktuku yang terbuang
Mungkin aku hanya perlu bersabar, sebab aku tahu bahwa hati bukanlah pintu baja
Dan semoga saja lambat laun akan lebih dari ini
Sungguh mencintaimu itu menyenangkan.

Sudah larut malam..
Baiknya aku akhiri tulisan ini
Esok hari aku akan menyapamu
Lekaslah tidur, sebelum seorang bapak mengetuk pintu minta sebungkus rokok dari daganganmu
Maafkan bila segala tingkah laku, ide-ideku salah dan keliru.
Satu hal yang pasti, semua aku lakukan karena kalimat pertama tulisan ini.

#copas_pejuangsenja014#


Mohon Maaf para pembaca sekalian, numpang promosi njih...hehe..
silahkan yang mau mengisi rumahnya dengan perabot sederhana murah berkualitas, bisa datang ke toko kami.

kontak WA:085728089988 / 081548769210

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ALTAZIA ACHMAD. D

Karakter tertutup identik dengan kepribadian introvert (kebalikan ekstrovert). Meskipun begitu, introvert tidaklah sama dengan antisosial ya...