Saya tamatan Sarjana Pendidikan kepelatihan Olahraga dari Universitas yang cukup ternama di kota solo ( Universitas Sebelas Maret). Eit tunggu dulu kisana, jangan berpikir saya pintar atau dari keluarga banyak duit. Jadi begini kisana, Awal kisah akan saya mulai dari remaja saja, entar kalau dari bayi kelamaan ceritanya.
Waktu itu saya lulus dari SMP dengan nilai lumayan baik( beruntung saja dapat nilai baik) oleh karenanya saya beranikan diri daftar di SMA negeri favorit no.2 dikota saya ( SMA N 2 Sragen ). Waktu berjalan, karena awalnya hanya bermodal beruntung dapat nilai lumayan baik dan sedikit keberanian akhirnya hanya bertahan 1 tahun saja disana. Karena beberapa alasan berkaitan dengan olahraga yang saya tekuni waktu itu dan kebetulan lokasi latihan ada di kota solo maka saya beranikan diri untuk pindah sekolah sekalian ke SMA negeri di kota solo, ( SMA N 6 Surakarta) entah favorit tingkat berapa kala itu, ndak paham. Pokoknya bisa masuk ke sana sudah alhamdulillah( dapat bantuan dari pelatih tinju Top alm. Tajri Papanya
Fadila Albana
). singkat cerita Pada awal semester karena modalnya hanya keberanian itu maka nilainya juga maaf "mawuttt" hingga akhirnya bisa beradaptasi dengan lingkungan dan sedikit demi sedikit mulai dapat nilai lebih baik, cuma lebih baik lho ya bukan terbaik. Waktu terus berjalan hingga akhirnya bisa lulus SMA juga. Lulus dari SMA negeri disolo itu bagi saya waktu itu wisss pokok'e ra umum rasane. Lha wong modalnya ya hanya berani, po ra wis elok?Setelah lulus lagi-lagi bermodal sedikit keberanian serta mendengar saran dari konco kost-kostan dan dukungan dari kangmasku
Suripto
, Muryanto dan mbakku Sumarni
maka saya memberanikan diri untuk daftar UMPTN di Universitas sebelas maret lokasinya barat jurug. Prinsipnya simpel saja" keterima ya syukur ndak keterima ya wajar, memang ya ndak ada modal pinter, adanya cuma berani". Lanjut waktu pengumuman tiba, e..lha kok diterima. Karena awalnya hanya modal berani, akhirnya waktu sudah mulai daftar ulang atau registrasi mahasiswa baru jadi bingung sendiri, terus dapat duit dari siapa. Setelah sambat kesana-kemari sambil pasang muka melas, tak disangka mbakyuku marni ( seingatku dulu masih kerja di Batam ) dengan sukarela mengirimi duit buat registrasi, pesannya cukup dalam" Uripmu kudu luweh apik timbang mas-mas lan mbakyumu!". (entah kenapa saya agak bergetar saat menulis kalimat pesan yang satu ini). Oke akhirnya satu masalah selesai dan masa-masa menjadi mahasiswa baru pun dimulai, ( sebenarnya disinilah bagian yang banyak sekali tantangannya, tapi biar dibagian lain saja diceritakan). Dan saya yakin ini adalah pengalaman satu-satunya dikeluarga saya, karena tidak ada yang lanjut kuliah selain saya. kenapa begitu, balik lagi ke atas semua karena masalah ekonomi.Waktu terus berjalan, karena dari awal modalnya lebih banyak pada sisi keberaniannya maka hasil akhirnya juga cenderung biasa2 saja, capaian akhir IPK 2,8 masih cukup buat daftar PNS, tapi tidak cukup buat daftar mengajar di sekolah favorit macam sekolah IT IT gituan dan juga tidak cukup buat syarat dapat beasiswa S2.( kayaknya yang ini ngimpiku keduwuren ).
Setelah lulus, berkat bantuan mas
Danang Sutrisno
( senior kampus juga pemain sepakbola top di kelurahan saya waktu itu, entah kenapa kok tahu-tahu hadir dihidup saya dan memberi saya banyak bantuan dan motivasi saat saya agak galau pasca lulus) akhirnya saya dapat sekolah tempat ngajar di solo dan tak disangka pada saat bersamaan dapat sekolah ajar di Sragen berkat bantuan pak promotor tinju Suprapto David
. Akhirnya dalam satu minggu bisa full mengajar di dua sekolah.singkat cerita Setelah 2 tahun berjalan (sempat pindah-pindah tempat tinggal juga) rasanya kok hidup sendiri itu benar-benar "njelehi" akhirnya saya beranikan melamar perawan ayu timur jembatan Tangkil tempat saya tinggal sekarang ini , harapannya simpel, " diterima alhamdulillah, ndak ketrima ya nangiss" (karena waktu itu belum musim dangdut koplo jadi kalau sedih tidak bisa dibawa joget ) dan akhirnya yess diterima.
Setelah Kurang lebih 1 tahun berjalan kebetulan ada pembukaan lowongan CPNS besar-besaran se-Indonesia kala itu, naluri berani saya muncul kembali dan tak tunggu lama saya pun ikut daftar di kota kelahiran. Bersaing bersama teman-teman dan para senior satu almamater. Akhir cerita saya dimudahkan oleh Allah dalam menjalani rangkaian test dan lolos. karena dari awal modalnya cuma ada sedikit keberanian makanya saya hanya ada diperingkat bawahnya
Edy Suwandito
juga coach Triyanto Budi Santosa
. Next, Waktu terus berjalan, karena kala itu penempatan tugas yang agak jauh dari rumah, naluri berani saya muncul kembali. Dengan di tambah semangat meningkatkan kesejahteraan hidup maka saya beranikan diri untuk mengajukan mutasi sekolah, meski prosesnya agak susah namun Alhamdulillah bisa terealisasi. Terimakasih untuk semua yang sudah membantu dan maafkan atas segala yang kurang berkenan selama disana.
Akhirnya bahwa keberanian itu sama seperti semangat, hidup ini tanpa semangat bagaimana mungkin bisa maju, maka jaga dan pelihara semangat agar tetap ada dijiwa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar