Karakter tertutup identik dengan kepribadian introvert (kebalikan ekstrovert). Meskipun begitu, introvert tidaklah sama dengan antisosial yang benar-benar membenci kehidupan sosial.
Introvert dan ekstrovert adalah perihal metode mengembalikan energi atau gairah pada seseorang. Untuk kembali bersemangat, seorang ekstrovert perlu berinteraksi dengan dunia luar sehingga faktor eksternal lah yang mampu memulihkan energinya.
Sebaliknya, seorang introvert hanya butuh menghabiskan waktu sendiri untuk bisa kembali bersemangat dan bergairah. Tak butuh keramaian, introvert akan merasa puas jika bisa melakukan segala yang mereka suka tanpa perlu melibatkan orang lain.
Apakah buah hatiku berkepribadian introvert? Entahlah, Jikapun benar, aku juga tak pernah menganggapnya sebagai anak yang aneh. Sebagai orang tua Aku hanya akan melakukanlah hal-hal berikut agar dia bisa termotivasi untuk terus berkembang dan siap menghadapi kehidupan yang dinamis ini.
Menerima ia apa adanya
Tidak semua introvert merupakan orang yang pemalu. Namun, tidak sedikit pula orang introvert yang pemalu dan tertutup. Jika anakku kurang suka bersosialisasi, aku tak akan menghakimi kecenderungannya yang seperti itu.
Dibandingkan melabeli dia sebagai pemalu atau pendiam yang justru dapat membuat dia tertekan, aku lebih suka bahwa dia anak unik dan istimewa. Tetap kudampingi dia dan mendukung segala yang dia butuhkan untuk bisa terus berkembang.
Tidak memaksanya untuk berteman
Salah satu harapan orang tua memang menginginkan anaknya bisa dikelilingi oleh banyak teman yang menyayanginya. Namun, mudah berteman akrab dengan orang lain merupakan salah satu kesulitan yang dirasakan oleh banyak introvert.
Makanya, aku tidak pernah memaksa anakku untuk berteman jika dia tidak menginginkannya. Tidak apa-apa bagi dia untuk tidak populer dan hanya memiliki sedikit teman.
Pasalnya, walaupun anakku susah untuk merasa nyaman dengan orang baru, namun sekalinya anakku sudah menemukan teman yang tepat pasti hubungan pertemanan di antara mereka akan langgeng dan berkualitas.
Tidak memaksa nya berkegiatan kelompok
Anakku kurang suka keramaian karena hal itu dapat menguras energinya meski tak banyak aktivitas yang dia lakukan. Oleh sebab itu, aku tak memaksanya untuk berkegiatan kelompok jika dia tidak nyaman.
Menghargai kesendiriannya
Anakku butuh waktu lebih untuk sendiri dalam upaya memulihkan energi, maka aku berikan hal tersebut. Tidak terlalu memaksanya berlebihan untuk terus terlibat dengan berbagai urusan atau sosial event.
Tidak baik kesal, asal tak berlebihan, yang perlu aku lakukan adalah memahami bahwa waktu sendiri merupakan hal yang penting bagi dia agar bisa kembali bersemangat dan produktif dalam menjalani hari.
Mendukung passion nya
Penting bagi ku untuk menggali dan mengembangkan minat dan bakat anakku. Karena cenderung susah terbuka, maka aku mengajaknya untuk membicarakan apa yang dia inginkan secara empat mata.
Dan aku pun tak lupa untuk selalu mengamati hobi nya serta menawarkan bantuan atau tanyakan apa saja hal-hal yang dia butuhkan untuk menggeluti minatnya tersebut.
Tentu Jika anakku suka Tinju ( olahraga ), maka aku tak perlu ragu untuk membelikan nya alat Tinju misalnya sepasang glove dan sansak. Apabila anak suka IT, tentu saja aku belikan dia laptop beserta perlengkapan lainnya agar kemampuan IT anakku terus berkembang. Atau apabila anakku suka musik, tentu saja aku ikutkan dia les musik terdekat. Dan lain sebagainya.
Demikan sekedar rasan-rasan seputar kepribadian anak tampan pada gambar dan kemungkinan langkah yang akan dilakukan bapaknya guna mendukung kemajuannya ke depan. Tidak ada yang lebih unggul antara ekstrovert maupun introvert. Keduanya sama-sama baik, jadi tidak bijak membatasi kebahagiaan anak hanya karena dia memiliki kepribadian yang tidak sesuai dengan ekspektasi orang tuanya, demikian dan Terimakasih.